STARTEGI AUDIT AWAL
Tujuan
akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah mengurangi
risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya, apakah
dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi nberterima umum. Tujuan ini dicapai dengan
mengumpulkan bukti audit tentang asersi yang terdapat dalam laporan keuangan
yang disajikan oleh manajemen.
Strategi
audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau sekelompok
asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam: pendekatan terutama
substantif (primarily substantive
approach), dan pendekatan tingkat risiko pengendalian taksiran rendah (lower assessed level of control risk
approach).
Unsur Strategi Audit Awal
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu
asersi, auditor menetapkan empat unsur berikut ini:
·
Tingkat risiko pengendalian taksiran
yang direncanakan.
·
Luasnya pemahaman atas pengendalian
intern yang harus diperoleh.
·
Pengujian pengendalian yang harus
dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
·
Tingkat pengujian substantif yang
direncakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah
Dalam
menentukan strategi audit awal, auditor pada dasarnya menentukan titik berat
pengujian yang akan dilaksanakan oleh auditor: terutama pada pengujian
substantif atau terutama pada pengujian pengendalian.
Pendekatan Tertutama Substantif
Dalam
strategi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hamper semua bukti audit
dengan menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan
kepercayaan atau tidak mempercayai pengendalian intern. Pendekatan ini biasanya
mengakibatkan penaksiran risiko pengendalian pada tingkat atau mendekati
maksimum. Pada dasarnya ada tiga alasan mengapa auditor menggunkan pendekatan
ini:
·
Hanya terdapat sedikit (jika ada)
kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan perikatan audit
atas laporan keuangan, sebagai contoh auditor akan menjumpai sedikit kebijakan
dan prosedur pengendalian intern dalam audit atas laporan keuangan yang
dihasilkan oleh perusahaan kecil yang dioperasikan sendiri oleh pemiliknya.
Dalam situasi ini, auditor akan mencurahkan usaha sedikit terhadap
pengendalian, dan akan menitikberatkan pengumpulan bukti auditnya terutama dari
pengujian substantif.
·
Kebijakan dan prosedur pengendalian
intern yang berkaitan dengan asersi untuk akun dan golongan transaksi
signifikan tidak efektif. Sebagai contoh, pengendalian atas transaksi pembelian
dan pengeluaran kas yang lemah, sehingga auditor merencanakan jauh sebelumnya
untuk melakukan pengujian substantif secara luas terhadap asersi kelengkapan
utang usaha.
·
Peletakan kepercayaan besar terhadap
pengujian substantif lebh efisien untuk asersi tertentu. Misalnya dalam audit
atas aktiva tetap , auditor menggunakan pengujian substantif terhadap
penambahan, penghentian pemakaian. Penjagaan fisik aktiva tetap untuk
membuktikan asersi keberadaan aktiva tetap tersebut. Auditor tidak melakukan
pengujian pengendalian atas transaksi penambahan, penghentian pemakaian,
penjagaan fisik aktiva tetap, jika hanya terdapat sedikit transaksi yang
berkaitan dengan aktiva tetap. Pengumpulan bukti audit melalui pengujian
substantif lebih efisien dibandingkan dengan pengujian pengendalian.
Pendekatan Risiko Pengendalian
Rendah
Dalam
pendekatan ini, auditor meletakkan kepercayann moderat atau pada tingkat
kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan sebagai akibatnya auditor hanya
melaksanakan sedikit pengujian substantif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar